Jakarta, (APIndonesia.com). Laporan Penelitian tentang Hambatan Kritis Pembangunan di Indonesia yang dilakukan secara gabungan antara Bank Pembangunan Asia (ADB), Bank Pembangunan Islam (IDB), dan Organisasi Buruh Internasional (ILO) di Jakarta, Selasa (10/8/2010) tentang biaya mendapatkan dana investasi di Indonesia dilaporkan tertinggi di Asia Tenggara yang mengakibatkan rendahnya pencairan kredit yang dilakukan oleh perbankan di dalam negeri.
Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, tingkat suku bunga riil Indonesia relatif tinggi.
Sejak tahun 1997, atau pada saat krisis moneter melanda, suku bunga pinjaman Indonesia lebih tinggi dibanding suku bungan pinjaman di kawasan Asia Tenggara. Pada Desember 2009, suku bunga injaman riil di Indonesia dilaporkan mencapai 10,9 persen
Dibandingkan negara lain, suku bunga pinjaman riil itu jauh lebih tinggi. Malaysia dengan suku bunga pinjaman riilnya hanya mencapai 3,8 persen, Filipina 3,8 persen, Singapura 6,1 persen,Thailand yang hanya 2,3 persen.
Laporan ini menyebutkan penyebab tingginya suku bunga pinjaman di Indonesia, diantaranya tingginya ongkos untuk meminjan dana di Indonesia. Kedua, rendahnya tingkat saving (tabungan) masyarakat di Indonesia serta fungsi intermediasi lembaga keuangan domestik yang tidak efisien.
Mohammad Ehsan Khan (Ekonom Utama ADB), mengatakan, masalah yang muncul di Indonesia adalah beralihnya keinginan investor besar untuk mendapatkan pendanaan dari bank. "Mereka cenderung mengalihkan perburuan dananya ke obligasi, terutama dari pasar luar negeri," ungkapnya. (KPS)
Sumber: Situs Berita APIndonesia.Com, Tuesday, 10 August 2010
Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, tingkat suku bunga riil Indonesia relatif tinggi.
Sejak tahun 1997, atau pada saat krisis moneter melanda, suku bunga pinjaman Indonesia lebih tinggi dibanding suku bungan pinjaman di kawasan Asia Tenggara. Pada Desember 2009, suku bunga injaman riil di Indonesia dilaporkan mencapai 10,9 persen
Dibandingkan negara lain, suku bunga pinjaman riil itu jauh lebih tinggi. Malaysia dengan suku bunga pinjaman riilnya hanya mencapai 3,8 persen, Filipina 3,8 persen, Singapura 6,1 persen,Thailand yang hanya 2,3 persen.
Laporan ini menyebutkan penyebab tingginya suku bunga pinjaman di Indonesia, diantaranya tingginya ongkos untuk meminjan dana di Indonesia. Kedua, rendahnya tingkat saving (tabungan) masyarakat di Indonesia serta fungsi intermediasi lembaga keuangan domestik yang tidak efisien.
Mohammad Ehsan Khan (Ekonom Utama ADB), mengatakan, masalah yang muncul di Indonesia adalah beralihnya keinginan investor besar untuk mendapatkan pendanaan dari bank. "Mereka cenderung mengalihkan perburuan dananya ke obligasi, terutama dari pasar luar negeri," ungkapnya. (KPS)
Sumber: Situs Berita APIndonesia.Com, Tuesday, 10 August 2010
0 komentar to Indonesia Termahal dalam Mendapatkan Dana Investasi