Sarjana wirausaha mulai diberi permodalan

Posted by Gema Bina Mandiri On Kamis, 02 September 2010 0 komentar

JAKARTA Program 1.000 Sarjana Wirausaha Baru yang digagas Kementerian Koperasi dan UKM tahun ini telah mencapai 67%, dari sasaran dan sebagian diantaranya sudah difasilitasi dengan menyalurkan permodalan usaha. Neddy Rafinalldy Halilm, Deputi Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia Kementerian Koperasi dan UKM, menjelaskan meski demikian pihaknya terus berupaya meningkatkan kinerja, termasuk sosialiasi maupun pelatihan.

"Program 1.000 Sarjana Wirausaha Baru itu sebenarnya hanya menjadi tema besar program, sedangkan target sebenarnya adalah menciptakan wirausaha dari kalangan terdidik dalam jumlah tidak terbatas," ujarnya kemarin. Sosialisasi dilakukan melalui dua skema, yakni terhadap para sarjana yang baru lulus, dan terhadap mahasiswa yang masih aktif. Untuk sosialisasi bagi alumnus sudah mencapai 7.200 orang sedangkan sosialisasi bagi mahasiswa mencapai 8.000 orang.

Menurut Neddy, sampai saat ini para alumni yang telah mengajukan proposal permodalan dengan sektor usaha berbeda-beda, mencapai 1.600 orang. Namun, yang telah diberikan pelatihan terhadap kewirausahaan, mencapai 674 orang atau sekitar 67%.

Meski demikian, dari jumlah 674 yangsudah menerima pelatihan, yang benar-benar telah menerima bantuan permodalan baru 70 orang. Dana yang diserap dalam program ini sekitar Rpl miliar. Adapun modal yang mereka ajukan sangat bervariasi muai dari Rp5 juta, RplO juta hingga Rp25 juta.

Keperluan para calon wirausaha sarjana tersebut disesuaikan dengan bidang usahanya masing-masing. Sekitar 213 sarjana tengah menunggu proses pencairan permodalan kerja dari Kementerian Koperasi dan UKM.

"Jika mereka sudah melengkapi berbagai dokumen untuk merealisasi penyaluran permodalan, kami akan segera men-cairkannya," kata Neddy.

Terkait dengan sosialisasi yang diberikan kepada mahasiswa, tidak terkait dengan penyediaan permodalan. Sosialisasi dimaksudkan sebagai satu sarana agar pola pikir mereka bisa berubah dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja.

"Langkah sosialisasi perlu dilaksanakan secara dini, agar mereka para mahasiswa tetap fokus pada agenda kerja pemerintah untuk menciptakan para wirausahawan dari kalangan terdidik strata sarjana atau Sl."

Jumlahnya agenda sosialisasi telah melampaui target, karena secara keseluruhan sudah 15.000 orang. Program ini diusung Kementerian Koperasi dan UKM untuk meningkatkan aktivitas perekonomian nasional serta mengurangi angka pengangguran dari kalangan terdidik.

Sumber : Ref: Bisnis Indonesia, KeMenKop dan UMKM --> Written by Artikel --> Wednesday, 01 September 2010 02:36


Koperasi simpan pinjam diajak salurkan KUR

Posted by Gema Bina Mandiri On 0 komentar

JAKARTA Pemerintah akan mengoptimalkan peranan koperasi simpan pinjam maupun unit simpan pinjam (KSP/USP) di seluruh provinsi untuk mendongkrak penyaluran permodalan UMKM melalui program kredit usaha rakyat (KUR). Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian Koperasi, Choirul Djamhari, mengatakan optimalisasi KSP/ USP merupakan instruksi langsung dari Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan.

"Keterlibatan itu tentu saja melalui linkage program antara perbankan penyalur KUR dengan KSP/ USP. Oleh karena itu, kami tengah melakukan klarifikasi terhadap calon-calon KSP/USP yang memiliki track record atau jejak rekam yang layak masuk linkage program," ujarnya kemarin.

Khusus di Jawa Tengah yang menjadi salah satu daerah terbesar serapan dana KUR melalui BPD Jateng, Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan sekitar 65 unit KSP/USP bisa dijadikan mitra dalam linkage program.

Menurut Choirul, jika rata-rata provinsi memiliki sekitar 60-65 KSP/USP, penyaluran KUR dengan angka optimal akan tercapai.
Kendati demikian pihaknya masih akan mendata unit-unit yang layak untuk disinergikan dengan perbankan, khususnya BPD.
Sejak awal tahun ini 13 BPD turut mendukung perluasan penyaluran KUR, menyusul enam bank yang sebelumnya menjadi pelopor, yakni Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank Bukopin, Bank BTN sertra Bank Syariah Mandiri.

Di satu sisi, KSP/USP mulai bersemangat menjadi penyalur KUR setelah Menko Perekonomian selaku Ketua Tim Komite Kebijakan KUR, mengumumkan kenaikan plafon linkage program menjadi Rp2 miliar dari sebelumnya Rp1 miliar.

Rp1,2 triilun

Wakil Ketua Umum Koperasi Simpan dan Jasa (Kospin Jasa) Andy Arslan menyambut baik rencana pemerintah melibatkan KSP dan USP sebagai mitra penyalur dana KUR.

"Saat ini kami telah menyalurkan dana sekitar Rp 1,2 triliun kepada UMKM, dan rekam jejak ini tentu sangat pantas menjadi penyalur. Syukurlah jika pada akhirnya KSP/USP mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk berpartisipasi dalam program KUR," papar Andy Arslan.

Dari penyaluran dana itu, sekitar 90% dialokasikan kepada debitur dengan rata-rata kredit Rp1 juta.
Dengan demikian, sejak awal pemerintah sudah seharusnya menggandeng Kospin Jasa menjadi penyalur KUR.
Seluruh dana yang disalurkan bersumber dari modal sendiri sehingga pemerintah tidak perlu khawatir terhadap reputasi Kospin Jasa. "Menurut saya, Kospin Jasa bahkan layak dijadikan proyek percontohan dengan reputasinya," ujar Andy.

Pemerintah juga berencana memverifikasi KSP/ USP di setiap provinsi menjadi mitra perbankan dalam linkage program.

Sumber : Ref: Bisnis Indonesia, KeMenKop dan UMKM --> Written by Artikel --> Wednesday, 01 September 2010 02:32


Memperkuat Pemberdayaan UMKM

Posted by Gema Bina Mandiri On 0 komentar

Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dalam 10 terakhir menyebutkan, jumlah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) terus menaik. Akhir 2008, jumlahnya mencapai 51,26 juta unit, terus naik hingga 39,5 persen sejak 1998.
Pada 2009 sebagian pelaku usaha kecil menengah yang berbisnis kurang dari 10 tahun terakhir berhasil melakukan ekspor ke Eropa yang terkenal sangat sulit ditembus oleh komoditas, negara berkembang.

Pertanyaannya, mengapa para pelaku ekonomi kecil mampu bertahan kendati dalam beberapa tahun negeri ini dihantam krisis, baik nasional maupun internasional? Apakah ini menjadi bukti bahwa kelompok usaha kecil memiliki strategi berbeda dalam menjalankan usahanya, sehingga ketika banyak pelaku usaha besar kolaps tatkala diterjang badai krisis, UMKM justru selalu tegak berdiri?


UMKM Sumbang 50 Persen PDB Indonesia

Posted by Gema Bina Mandiri On 0 komentar

JAKARTA, Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ternyata penyumbang produk domestik bruto (PDB) terbesar Indonesia. Menurut Menko Perekonomian Hatta Rajasa, UMKM menyumbang 50 persen PDB Indonesia. "Usaha mikro, kecil, dan menengah merupakan pilar perekonomian Indonesia. UMKM sumbangannya 50 persen terhadap negara bila dilihat dari GDP (gross domestic product)," kata Hatta di Jakarta, akhir pekan lalu.


Kemenkop Dorong UMKM Bisa Akses KUR

Posted by Gema Bina Mandiri On Selasa, 31 Agustus 2010 0 komentar

Bandung - Jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia setiap tahun terus mengalami peningkatan. Saat ini jumlahnya bahkan mencapai 52 juta unit. Selain meningkat dalam jumlahnya, kualitas/ kelas usaha mikro pun banyak yang naik menjadi usaha kecil dan menengah.

Menteri Koperasi dan UKM, Syarif Hasan, mengatakan terdapat usaha mikro yang mengalami pertumbuhan menjadi usaha kecil. Jumlahnya cukup signifikanyakni mencapai sekitar 12 % dari usaha mikro yang ada. kemudian ada usaha kecil yang berkembang menjadi usaha menengah yang prosentasenya mencapai 4,6 %.

Namun, ujar dia, selain ada UMKM yang berhasil maju, masih ada UMKM yang stagnan usahanya. "Ada 20 % hingga 25 % yang usahanya stagnan," kata Syarif Hasan seusai membuka Halal Fair di Bandung, Jumat (27/8).

Namun Syarif menolak anggapan UMKM tersebut terancam bangkrut. Menurutnya, bisa saja UMKM stagnan karena sedang merintis usaha lainnya. Untukmembantu permodalan UMKM sebenarnya dapat mengakses kredit usaha rakyat (KUR). Terlebih,-plafon KUR telah ditingkatkan hingga sebesar Rp 20.000.000.

KUR bisa diakses jika pengelola UMKM berencana merintis usaha baru. Di samping itu, KUR dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan usaha.

BJB Siap Salurkan Kredit Rp 25 Triliun Ditempat berbeda Bank Jabar Banten (BJB) telah menyalurkan kredit mikro sebanyak Rp 1,03 triliun kepada 41.243 debitur.

"Tahun ini, posisi kredit mikroutama BJB hingga luli 2010 sebanyak Rp 1,03-1 triliun. Hingga akhir tahun kami siap salurkan hingga Rp2 triliun," kata Direktur Utama BJB, Agus Ruswendi, usai membuka Pameran UMKM BJB..

Sebenarnya target kredit yang akan disalurkan mencapai Rp 22 triliun. Angka itu belum termasuk penyaluran kredit bagi UMKM, yang target kami sejumlah Rp 2 triliun. Selain itu, juga belum termasuk penyaluran KUR tahun ini sejumlah Rp 1 triliun. Jadi total kredit mencapai Rp 25 triliun.

Agus mengatakan, khusus untuk KUR jumlah dana yang ter-salurkan mencapai Rp 226 miliar dari target Rpl triliun.

Menyinggung soal upaya-upaya untuk mengatasi berbagai kendala yang dialami UMKM-UMKM dijabar, khususnya, yang menjadi binaan BJB, Agus menyebutkan akan terus melakukan berbagai upayamisalnya dengan percepatan penyaluran kredit.

"Kami pun mendirikan sentra UMKM. Lokasinya di enam wilayah. Antara lain, Bandung Raya, Cirebon, Banten, Priangan Timur, Pakuan, dan Purwasukasi (Purwakarta, Subang, dan Bekasi)," kata Agus.

Sumber : Neraca, KeMenKop dan UMKM


Konsumsi BBM Bersubsidi 2011 Naik 10 Persen

Posted by Gema Bina Mandiri On Senin, 30 Agustus 2010 0 komentar

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah memperkirakan konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi selama 2011 akan mencapai 42,55 juta kiloliter atau 10,23 persen lebih banyak dibandingkan prediksi konsumsi 2010 sebesar 38,6 juta kiloliter. Menteri ESDM Darwin Saleh dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin, mengatakan, prediksi konsumsi 2011 itu dengan asumsi rancang ulang atau "redesign" kebijakan subsidi dan penghematan tidak terlaksana. "Namun, apabila 'redesign' kebijakan subsidi berupa perubahan sistem dari subsidi harga ke model yang lebih tepat sasaran dapat berjalan baik, maka konsumsi BBM subsidi 2011 bisa 36,77 juta kiloliter," katanya.

Sesuai nota keuangan, alokasi BBM subsidi RAPBN 2011 ditetapkan sebesar 36,77 juta kiloliter. Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Tubagus Haryono menambahkan, perkiraan konsumsi sebesar 42,55 juta kiloliter dengan asumsi kapal berbendera Indonesia masih diperbolehkan menggunakan BBM bersubsidi. "Ini terkait azas 'cabotage' yang mengharuskan kapal berbendera Indonesia," katanya.

Asumsi lainnya adalah kapal nelayan di atas 30 gross tones (GT) masih boleh memakai BBM subsidi, kapal pengangkut barang masih pakai BBM subsidi, dan belum adanya pembatasan pemakaian BBM subsidi bagi kendaraan darat, termasuk tambang. Faktor lainnya program konversi minyak tanah ke elpiji masih mengalami kelambatan, belum dilaksanakan distribusi tertutup BBM subsidi, pemanfaatan energi alternatif berjalan lambat, peningkatan jumlah kendaraan bermotor, dan pertumbuhan nelayan, perikanan, dan industri kecil.

Sebelumnya, Tubagus melaporkan, berdasarkan realisasi sampai saat ini, perkiraan konsumsi BBM bersubsidi selama 2010 akan mencapai 38,6 juta kiloliter. Sesuai APBN Perubahan 2010, kuota BBM bersubsidi ditetapkan 36,5 juta kiloliter dengan rincian premium 21,45 juta kiloliter, solar 11,194 juta kiloliter, dan minyak tanah 3,8 juta kiloliter.

Sementara, berdasarkan data PT Pertamina (Persero), selama tujuh bulan pertama 2010, penjualan premium mencapai 13 juta kiloliter atau 60,65 persen dari kuota APBN Perubahan sebesar 21,45 juta kiloliter.
Selanjutnya, solar terjual 7,38 juta kiloliter atau 65,92 persen dari kuota 11,194 juta kiloliter. Sedangkan volume penjualan minyak tanah tercatat 1,45 juta kiloliter atau 38,15 persen dari kuota 3,8 juta kiloliter.
Dengan demikian, secara total konsumsi BBM subsidi mencapai 21,83 juta kiloliter atau 59,8 persen dari kuota 36,5 juta kiloliter.

Menurut Tubagus, sebelumnya BPH Migas memperkirakan, jika tidak terdapat pembatasan, maka konsumsi BBM bersubsidi 2010 bisa membengkak menjadi 40,1 juta kiloliter. "Namun, berdasarkan perkiraan terakhir, konsumsi diperkirakan mencapai 38,6 juta kiloliter," katanya.

Sumber: Red: Krisman Purwoko, ant, Republika OnLine » Breaking News » Ekonomi, Senin, 30 Agustus 2010, 22:07 WIB


Hatta: Produksi Gula Pada Agustus Turun

Posted by Gema Bina Mandiri On Jumat, 27 Agustus 2010 0 komentar

Jakarta (ANTARA) - Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan produksi gula nasional pada Agustus 2010 mengalami penurunan.

"Taksasi (hitungan) stok gula kristal putih hasil produksi untuk kebutuhan rumah tangga dilaporkan sudah turun dari Juli 2,52 juta ton menjadi 2,28 juta ton pada Agustus," ujarnya di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Jumat.

Menurut dia, turunnya nilai produksi ini karena musim panas di Indonesia masuk kategori kemarau basah.

"Bisa dilihat dari bulan Juli-Agustus yang biasanya Jakarta tidak pernah banjir, tahun ini hujan bahkan seperti tidak pernah berhenti," ujarnya.

Ia menambahkan penurunan nilai produksi pangan tidak hanya di Indonesia karena akibat perubahan iklim global banyak negara juga mengalami masalah pangan.

"Upaya negara-negara yang menambah stok pangan ini, ini kita waspadai karena harga pangan kemungkinan akan naik," kata Hatta.

Ia mengatakan kekhawatiran akan perlunya pemenuhan stok gula juga dialami oleh negara tetangga Thailand, yang baru-baru ini memutuskan untuk mengimpor gula.

"Saya baru dapat informasi semalam, kalau Thailand memutuskan untuk impor," ujarnya.

Hatta mengatakan saat ini, pemerintah belum memutuskan kapan dan berapa besaran untuk impor gula walau untuk kebutuhan gula rumah tangga setahun ini diperkirakan jumlahnya akan mencapai 2,7 juta ton, termasuk stok impor sebesar 450 ribu ton.

Deputi Koordinasi Bidang Pertanian dan Kelautan Kementrian Perekonomian Diah Maulida menambahkan dari tambahan sisa persediaan gula awal tahun juga masih ada sebesar 352 ribu ton.

"Jadi untuk tahun ini persediaan gula aman," ujarnya.

Sumber: Yahoo Bisnis News, Antara - Sabtu, 28 Agustus 2010


Akhir Tahun Surplus 5 Juta Ton Beras

Posted by Gema Bina Mandiri On 0 komentar

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian memperkirakan pada akhir tahun ini secara nasional akan mengalami surplus beras sebanyak 5 juta ton.

Menteri Pertanian Suswono di Jakarta, Jumat mengatakan, kondisi tersebut didukung oleh realisasi luas tanam padi per Juli 2010 telah mencapai 12,257 juta hektar.

"Dalam dua bulan ke depan, luas tanam dipastikan masih akan bertambah," katanya.

Dengan asumsi masih cukup tersedia air karena kemarau basah, lanjutnya, maka sasaran tanam bulan Agustus dan September masing-masing seluas 664 ribu ha dan 526 ribu ha akan dapat tercapai.

Sehingga total luas tanam yang akan menentukan produksi tahun 2010, menurut Mentan akan mencapai 13,45 juta ha dan luas panen padi diperkirakan mencapai 13,08 juta ha.

Menurut Suswono, jika produktivitas rata-rata 5,132 ton/ha maka produksi padi tahun ini akan mencapai 67,15 juta ton GKG atau naik 3,08 persen dari angka produksi 2009.

Kenaikan produksi 2010 tersebut masih lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan konsumsi atau sesuai pertumbuhan penduduk yang sebesar 1,34 persen.

Dari data dan fakta itu, kata Mentan Suswono, dapat disimpulkan sampai akhir tahun 2010 pasokan beras aman. "Insya Allah, Indonesia masih mengalami swasembada beras berkelanjutan. Bahkan, kita akan mengalami surplus lebih dari 5 juta ton beras," katanya.

Sementara itu khusus menjelang lebaran, dalam periode Agustus-September 2010, panen terjadi pada sawah seluas 2,046 juta ha (setara 10,19 juta ton GKG).

Luas panen pada Agustus sekitar 1,2 juta ha (setara 6 juta ton GKG) dan pada September 839 ribu ha (setara 4,19 juta ton GKG) yang mana kegiatan panen masih banyak terjadi di Jabar, Jateng, Jatim, Sulsel, Kalsel, Sumsel dan Sumut.

Selain beras, lanjutnya, pasokan daging dan telur ayam juga surplus sampai akhir tahun sedangkan ketersediaan gula, daging sapi, bawang merah dan cabe cukup untuk memenuhi kebutuhan menjelang lebaran tahun ini.

"Oleh karena itu masyarakat jangan panik karena ketersedian pangan kita aman. Bahkan surplus," katanya

Sumber: Yahoo Bisnis News, Antara - Sabtu, 28 Agustus 2010


Genjot KUR sesuai target Persyaratan kredit kini lebih longgar

Posted by Gema Bina Mandiri On Kamis, 26 Agustus 2010 0 komentar

JAKARTA Bank penyalur KUR diminta menggenjotpenyaluran pada sisa akhirtahun ini untuk mengejar targetminimal Rp15,5 triliun setelahpersyaratan kredit direlaksasi. Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan hingga saat ini total penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) kepada sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) baru mencapai Rp6,5 triliun. Padahal target maksimal itu seharusnya Rp 18 triliun selama tahun ini dan minimalnya Rp15,5 triliun.

"Kalau semester pertama lambat, karena masih ada hambatan. Sekarang sudah ada relaksasi, jadi diharapkan bisa tumbuh sesuai target, setidaknya capai target minimal," katanya di sela-sela acara Gelar Karya Mitra Binaan Mandiri, kemarin.

Menurut Mustafa, dari total target penyaluran kredit itu, PT Bank Mandiri Tbk mendapatkan plafon untuk menyalurkan KUR maksimal Rp3 triliun dan minimal Rpl ,85 triliun. "Diharapkan minimal itu bisa terlampaui meskipun efektif penyalurannya baru berjalan lancar pada Juni lalu."

Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan menyampaikan penyaluran KUR saat ini sudah sekitar Rp6,5 triliun dan sampai akhir tahun jika bisa mencapai Rp 13,5 triliun tergolong baik karena efektif penyaluran baru berjalan pada Juni.

Untuk itu pihaknya akan meningkatkan KUR dengan mendatangi setiap bank penyalur agar bisa memenuhi komitmen penyaluran kredit sesuai dengan proyeksi masing-masing bank.

"Sekarang persyaratan kreditnya sudah dipermudah. Jadi seharusnya penyaluran KUR pada semester kedua ini bisa lebih cepat, termasuk setelah plafon kredit KUR tanpa agunan dinaikkan bisa mencapai Rp20 juta."

Sjarifuddin menyampaikan saat ini suku bunga KUR juga sudah tergolong rendah di kisaran 14% dan persoalan untuk menurunkan kembali harga, itu sepenuhnya diserahkan ke perbankan karena sangat ditentukan oleh biaya dana yang dikeluarkan setiap bank penyalur.

Lebih lonqqar

Direktur Bank Mandiri Sunarso mengutarakan penyaluran KUR pada semester optimistis akan tumbuh sesuai target minimalnya Rp 1,85 triliun karena relaksasi persyaratan kredit sudah lebih longgar dan permintaannya juga membesar.

Penyaluran KUR sampai Mei 2010 terhambat karena ketentuan kreditnya yang masih ketat seperti persyaratan nasabah penerima KUR tidak boleh menerima dua kali dari KUR tahun lalu, dan juga tidak sedang menerima kredit dari bank.

"Saat ini, semua persyaratan yang menghambat itu sudah dihilangkan dan sehingga untuk meningkatkan penyaluran sampai akhir tahuh akan lebih baik baik yang dilakukan ke nasabah UKM perorangan maupun melalui linkage program dengan BPR dan koperasi."

Sunarso memaparkan penyaluran KUR tersebar ke sejumlah sektor yang dibagi dalam dua kelompok besar yakni sektor pertanian mencakup perkebunan, perikanan dan peternakan, serta nonpertanian seperti perdagangan, jasa dan industri olehan.

Kualitas kredit KUR juga tergolong baik dengan angka kredit bermasalah hanya sekitar 1,7% dan akan dipelihara pada kisaran tersebut.

"Kalau suku bunga bagi UKM itu sebenarnya tidak terlalu masalah karena mereka tidak sensitif, tapi yang penting adalah kemudahan akses pembiayaan, termasuk kredit tanpa agunan yang cukup memudahkan."

Pemerintah menunjuk enam bank menjadi penyalur kredit usaha rakyat yaitu BRI. Bank Mandiri, BNI, BTN, Bank Bukopin serta Bank Syariah Mandiri. Tahun ini, diikutsertakan pula kalangan bank pembangunan daerah.

Sumber : Bisnis Indonesia. KeMenKop dan UMKM


Penyaluran dana PKBL agar maksimal

Posted by Gema Bina Mandiri On 0 komentar

JAKARTA BUMN diminta memaksimalkan penyaluran dana program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) untuk menumbuhkan usaha mikro dan kecil pada masa perintisan usaha.Direktur UKM Center Nining 1 Soesilo mengatakan seluruh badan usaha milik negara (BUMN) diwajibkan mengalokasikan dana PKBL sekitar 2% dari keuntungan setiap tahunnya.

Dana itu jumlahnya cukup besar untuk dimaksimalkan dalam pembinaan dan pembiayaan usaha kecil khususnya yang masih dalam masa merintis bisnis dan kesulitan mengakses modal ke perbankan.


Megawati Institute: Target RAPBN 2011 Pesimistis

Posted by Gema Bina Mandiri On 0 komentar

Megawati Institute
Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Megawati Institute Arief Budimanta mengatakan, target Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2011 yang diajukan pemerintah pesimistis.

"Ini seperti trik pemerintah dengan membuat target RAPBN selalu pesimistis, jadi seolah-olah hasilnya pemerintah selalu melebih target, padahal tanpa perlu bekerja, target pemerintah itu bakal tercapai," katanya dalam diskusi di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, dalam RAPBN 2011, pemerintah hanya menargetkan pertumbuhan ekonomi 6,3 persen, dengan inflasi 5,3 persen. Sedangkan nilai tukar diperkirakan Rp9.300 per dolar AS dengan suku bunga SBI tiga bulan 6,5 persen.

Lifting minyak sebesar 970 ribu barel per hari, rasio pajak terhadap PDB mencapai 12 persen dan rasio pendapatan negara bukan pajak (PNBP) mencapai 3,5 persen.

Angka-angka itu, menurut dia sangat konservatif. "Pemerintah tidak usaha bekerja juga target itu terlampaui," katanya.

Ia mengatakan, Megawati Institute pada 2011 memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 6,5-7 persen lebih tinggi dari pemerintah dan dengan inflasi yang lebih rendah yaitu 4,5-5,0 persen.

"Kita memahami saat ini pertumbuhan ekonomi dunia terus bergerak, berbagai negara yang sebelumnya melambat ekonominya Eropa, Jepang, Amerika kini terus membaik dan kondisi perekonomian dunia juga membaik," katanya.

Sementara itu, untuk nilai tukar ia mengatakan berada pada level Rp8.500-Rp9.000 per dolar AS, seiring dengan aliran dana yang terus masuk.Sedangkan suku bunga SBI tiga bulan diperkirakan bisa mencapai 5-5,5 persen .

Lifting minyak, menurut dia tak banyak berbeda dengan pemerintah di sekitar 960-975 ribu barel per hari. Selain itu, ia meyakini pemerintah harusnya mampu untuk meningkatkan rasio penerimaan pajak terhadap PDB di atas dari 13,5 persen dan rasio PNBP terhadap PDB lebih besar daripada 3,9 persen.

"Namun kenapa pemerintah hanya menargetkan rasio penerimaan pajak 12 persen dan rasio PNBP 3,5 persen," katanya.

Ia mengatakan, target-target pemerintah tersebut menunjukkan pemerintah tidak ingin bekerja keras. "Pemerintah ini kan hanya citra saja, seolah-olah target bisa terlampaui, tapi sebenarnya tanpa pemerintah pun, target-target itu pasti terlampaui, ini trik pemerintah agar dikatakan berhasil," katanya.

Sumber; Yahoo News, Antara - Jumat, 27 Agustus 2010


Penyaluran Kredit Meningkat Rp 7,3 Triliun Dalam Sepekan

Posted by Gema Bina Mandiri On 0 komentar

penyaluran-kredit
TEMPO Interaktif, Jakarta --Penyaluran kredit perbankan mengalami peningkatan Rp 7,34 trilun dalam sepekan terakhir. "Rentang suku bunga dasar kredit industri perbankan turun 5 basis poin," Kepala Biro Humas Bank Indonesia Difi A Johansyah melalui surat elektronik, 26 Agustus 2010.

Sejak awal tahun hingga pekan ketiga Agustus ini , kredit tumbuh 11,85 persen dibanding periode yang sama tahu lalu, pertumbuhan sudah mencapai 19,5 persen.

Suku bunga dasar kredit rupiah turun dari 5,91 persen menjadi 5,85 persen. Turunnya suku bunga dasar kredit rupiah disebabkan turunnya bunga bank swasta sebesar 9 basis poin.

Penurunan terbesar terjadi pada kelompok bank kecil yang turun 12 basis poin. Bank besar mengalami penurunan 7 basis poin dan bank menengah tidak mengalami perubahan.

Peningkatan kredit juga diiringi naiknya dana pihak ketiga. "Setelah turun selama dua minggu terakhir, DPK naik cukup besar," kata Difi. Dana pihak ketiga tumbuh sebesar Rp 11,03 triliun atau tumbuh 5,04 persen sejak awal tahun. Pertumbuhan tahunan dana pihak ketiga  mencapai 14,52 persen.

Kenaikan dana pihak ketiga berasal dari rupiah sebesar Rp 7,76 triliun dan valas Rp 3,27 triliun. Kenaikan terbanyak berasal dari giro sebesar Rp 10,38 triliun dan deposito Rp 2,05 triliun. Tabungan justru mengalami penurunan sampai Rp 1,4 triliun. "Kenaikan giro terkait meningkatnya penyaluran kredit dan transaksi nasabah besar," kata dia.

FAMEGA SYAVIRA

Sumber: Yahoo News, Tempo - Kamis, 26 Agustus 2010


Redemoninasi Ditolak Masuk RUU Mata Uang

Posted by Gema Bina Mandiri On 0 komentar

Emir Moeis
VIVAnews - Usul Bank Indonesia memasukkan rencana redenominasi atau penyederhanaan nominal mata uang uang rupiah pada RUU Mata Uang ditolak mentah-mentah oleh pemerintah dan DPR.

Penolakan tersebut merupakan kesimpulan rapat Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) RUU Mata Uang.  Ketua Komisi XI DPR Emir Moeis usai rapat menuturkan, redenominasi tidak perlu dimasukkan karena dianggap belum perlu. "Nanti justru akan membuat kekhawatiran bagi masyarakat karena pengalaman terdahulu," kata dia di Komisi XI, Kamis 26 Agustus 2010.

Sedangkan Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan bahwa pemerintah menganggap juga tidak perlu mengusulkan redenominasi, karena kajian soal redenominasi masih ada di Bank Indonesia. "Kami belum menerima (hasil kajian redemoniasi), posisinya masih di Bank Indonesia," ujar Agus.

Tentunya, bagaimana bentuknya dan akan seperti apa nanti, pemerintah belum bisa berpendapat. "Kalau ditanya sekarang, tidak ada. Dan kalau mau dimasukkan tidak boleh masuk, karena kami belum tahu barangnya akan seperti apa."

Sumber:  Yahoo. News, By Antique, Agus Dwi Darmawan - Kamis, 26 Agustus  2010


Awas, Uang Palsu di Penukaran Pinggir Jalan

Posted by Gema Bina Mandiri On 0 komentar

VIVAnews - Bank Indonesia (BI) meminta masyarakat waspada terhadap uang palsu yang diselipkan di pecahan uang baru yang ditawarkan di pinggir jalan. Sebab, jumlah uang palsu menjelang lebaran mengalami kenaikan.

"Kami tidak menutup keinginan masyarakat membeli uang di pinggir jalan. Namun, harus juga waspada, kadang-kadang diselip, atau mungkin jumlahnya tidak 100 lembar," kata Deputi Gubernur BI, Budi Rochadi, usai meninjau lokasi penukaran uang di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Rabu 25 Agustus 2010.

Dia meminta masyarakat berhati-hati terhadap penjual uang di pinggir jalan. Masyarakat diminta untuk meneliti uang yang diterima apakah terselip uang asli atau tidak. Menurut dia, tidak hanya menyelipkan uang palsu di antara uang asli, namun terkadang juga uang mainan.

BI bekerja sama dengan Polri akan terus memberantas penyebaran uang palsu. BI berterima kasih kepada Polri yang baru-baru ini berhasil menangkap pelaku pengedar uang palsu di Sukabumi, Jawa Barat.

BI juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar lebih memperhatikan keaslian uang.

Sayangnya, Budi lupa berapa nilai uang palsu yang jumlahnya meningkat menjelang lebaran itu. Namun, menurut data terakhir, jumlah uang palsu 2010 sebanyak tujuh lembar pada setiap satu juta lembar. Jumlah itu menurun dibanding 2008, yaitu delapan lembar uang palsu pada setiap satu juta lembar uang.

Sumber: Yahoo News,  By Arinto Tri Wibowo, Nur Farida Ahniar - Rabu, 25 Agustus 2010